Ketika para astronom zaman Renaissans
menyatakan bahwa planet-planet berevolusi mengelilingi Matahari, ini menandai
dimulainya perpecahan besar dan kadang-kadang pahit antara sains dan agama.
Gagasan Ptolemius bahwa Bumi berada di pusat
alam semesta terbukti populer bagi para astronom selama 1400 tahun karena gagasan
ini menjelaskan banyak fenomena. Meskipun demikian, ini adalah teori yang
berbelit-belit, dan tidak semua orang percaya bahwa suatu yang begitu rumit itu
benar. Selama zaman Renaissans, seorang astronom Polandia bernama Nicolaus
Copernicus menggagas teori yang sedikit berbeda tentang alam semesta bekerja.
Copernicus menggambarkan teori Ptolemius yang rumit sebagai “monster”. Sebagai
gantinya dia mengemukakan gagasan sederhana yang telah dikemukakan oleh
cendikiawan Yunani kuno, Aristarchus (sekitar 310-230SM) Bumi dan planet-planet
lain berevolusi mengelilingi Matahari. Ini disebut teori heliosentaris(berpusat
pada Matahari).
Copernicus takut menerbitkan teori heliosentris
ini karena takut orang-orang tidak setuju dengannya. Awalnya, gereja Katolik
tidak keberatan dengan gagasan baru. Paus menyetujuinya, dan bahkan gereja
katolik menggunakan teori baru ini untuk membuat kalender keagamaannya.
Meskipun demikian, orang protestan percaya bahwa teori baru itu menghina tuhan
dan berbahaya. Gereja Katolik mengubah pikirannya dan juga mulai mengkritik
teori Copernicus. Teori ini akhirnya diterbitkan dalam buku berjudul De Revolutionibus Orbium Coelestium (tentang
revolusi di bola langit) pada tahun 1543. Penerbit buku ini takut menuai
kritik, dan menambahulasan di bagian awal buku.
Meskipun demikian, setelah Copernicus
menghidupkan teori alam semesta heliosentris astronom lain segera mulai
memperjuangkan gagasan itu. Ketika cendikiawan Renaissans lainnya, Giordano
Bruno, menerima teori heliosentaris, ini adalah kabar burukbagi Bruno dan teori
itu.
Cendikiawan Renaissans tidak semuanya
sekntroversial Bruno. Pada tahun 1588, astronom lain, Tycho Brahe, menawarkan
sebuah teori yang dapat lebih mudah diterima oleh gereja. Dia menggabungkan
gagasan Ptolemius dengan gagasan Copernicus. Berdasarkan baynak pengamatan
langit yang lebih akurat, model alam semesta Brahe menyatakan bahwa
planet-planet berevolusi mengelilingi Matahari, yang kemudian bergerak
mengelilingi Bumi yang tetap. Teori ini tidak menjelaskan bahwa planet-planet
berherak karena gravitasi, seperti yang sekarang dipahami ilmuan.
Ketika Brahe meninggal pada tahun 1601,
asistennya Johannes Kepler mulai menganalisis catatan-catatan astronomi Brahe.
Kepler berusaha memecahkan teori matematika yang menjelaskan tentang alam
semesta dan mengajukan 3 hukum. Temuan terpentingnya adalah bahwa bumi dan
planet-planet lainnya benar-benar berputar mengelilingi Matahari.
Tanpa peralatan ilmiah yang bagus, para
astronom Renaissans mengalami kesulitan menguji teorinya. Pada tahun 1609,
Galileo Galilei (1546-1462) menggunakan teleskop yang baru diciptakannya untuk
mengamati langit.
Apa yang dilihat Galileo melalui teleskop
meyakinkannya bahwa teori heliosentris Kepler dan Copernicus ternyata benar.
Tetapi gereja menuduh Galileo menentang gereja dan memintanya untuk tidak
mengajarkan gagasan-gagasannya. Karena mengacuhkannya Galileo ditahan dan
dijatuhi hukuman penjara seumur hidup.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar