Rabu, 20 November 2013

Menantang Gereja



Ketika para astronom zaman Renaissans menyatakan bahwa planet-planet berevolusi mengelilingi Matahari, ini menandai dimulainya perpecahan besar dan kadang-kadang pahit antara sains dan agama.


    Gagasan Ptolemius bahwa Bumi berada di pusat alam semesta terbukti populer bagi para astronom selama 1400 tahun karena gagasan ini menjelaskan banyak fenomena. Meskipun demikian, ini adalah teori yang berbelit-belit, dan tidak semua orang percaya bahwa suatu yang begitu rumit itu benar. Selama zaman Renaissans, seorang astronom Polandia bernama Nicolaus Copernicus menggagas teori yang sedikit berbeda tentang alam semesta bekerja. Copernicus menggambarkan teori Ptolemius yang rumit sebagai “monster”. Sebagai gantinya dia mengemukakan gagasan sederhana yang telah dikemukakan oleh cendikiawan Yunani kuno, Aristarchus (sekitar 310-230SM) Bumi dan planet-planet lain berevolusi mengelilingi Matahari. Ini disebut teori heliosentaris(berpusat pada Matahari).


    Copernicus takut menerbitkan teori heliosentris ini karena takut orang-orang tidak setuju dengannya. Awalnya, gereja Katolik tidak keberatan dengan gagasan baru. Paus menyetujuinya, dan bahkan gereja katolik menggunakan teori baru ini untuk membuat kalender keagamaannya. Meskipun demikian, orang protestan percaya bahwa teori baru itu menghina tuhan dan berbahaya. Gereja Katolik mengubah pikirannya dan juga mulai mengkritik teori Copernicus. Teori ini akhirnya diterbitkan dalam buku berjudul De Revolutionibus Orbium Coelestium (tentang revolusi di bola langit) pada tahun 1543. Penerbit buku ini takut menuai kritik, dan menambahulasan di bagian awal buku.

    Meskipun demikian, setelah Copernicus menghidupkan teori alam semesta heliosentris astronom lain segera mulai memperjuangkan gagasan itu. Ketika cendikiawan Renaissans lainnya, Giordano Bruno, menerima teori heliosentaris, ini adalah kabar burukbagi Bruno dan teori itu.

    Cendikiawan Renaissans tidak semuanya sekntroversial Bruno. Pada tahun 1588, astronom lain, Tycho Brahe, menawarkan sebuah teori yang dapat lebih mudah diterima oleh gereja. Dia menggabungkan gagasan Ptolemius dengan gagasan Copernicus. Berdasarkan baynak pengamatan langit yang lebih akurat, model alam semesta Brahe menyatakan bahwa planet-planet berevolusi mengelilingi Matahari, yang kemudian bergerak mengelilingi Bumi yang tetap. Teori ini tidak menjelaskan bahwa planet-planet berherak karena gravitasi, seperti yang sekarang dipahami ilmuan.

    Ketika Brahe meninggal pada tahun 1601, asistennya Johannes Kepler mulai menganalisis catatan-catatan astronomi Brahe. Kepler berusaha memecahkan teori matematika yang menjelaskan tentang alam semesta dan mengajukan 3 hukum. Temuan terpentingnya adalah bahwa bumi dan planet-planet lainnya benar-benar berputar mengelilingi Matahari.

    Tanpa peralatan ilmiah yang bagus, para astronom Renaissans mengalami kesulitan menguji teorinya. Pada tahun 1609, Galileo Galilei (1546-1462) menggunakan teleskop yang baru diciptakannya untuk mengamati langit. 

    Apa yang dilihat Galileo melalui teleskop meyakinkannya bahwa teori heliosentris Kepler dan Copernicus ternyata benar. Tetapi gereja menuduh Galileo menentang gereja dan memintanya untuk tidak mengajarkan gagasan-gagasannya. Karena mengacuhkannya Galileo ditahan dan dijatuhi hukuman penjara seumur hidup.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar